The Official Website of Tri Juli Ahmadin
You'll Never Walk Alone
Kamis, 03 November 2011
Keutamaan Puasa Arafah
Mengenai hari Arofah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim)
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hari Arofah adalah hari pembebasan dari api neraka. Pada hari itu, Allah akan membebaskan siapa saja yang sedang wukuf di Arofah dan penduduk negeri kaum muslimin yang tidak melaksanakan wukuf. Oleh karena itu, hari setelah hari Arofah –yaitu hari Idul Adha- adalah hari ‘ied bagi kaum muslimin di seluruh dunia. Baik yang melaksanakan haji dan yang tidak melaksanakannya sama-sama akan mendapatkan pembebasan dari api neraka dan ampunan pada hari Arofah.” (Lathoif Al Ma’arif, 482)
Mengenai keutamaan puasa Arafah disebutkan dalam hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Ini menunjukkan bahwa puasa Arafah adalah di antara jalan untuk mendapatkan pengampunan di hari Arafah. Hanya sehari puasa, bisa mendapatkan pengampunan dosa untuk dua tahun. Luar biasa fadhilahnya ...
Hari Arafah pun merupakan waktu mustajabnya do’a sebagaimana disebutkan dalam hadits,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir (Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)”.” (HR. Tirmidzi, hasan)
sumber : http://remajaislam.com/
Baca juga :
Puasa Arafah Ikut Siapa?
Menuju TKP......
Puasa Arofah Ikut Siapa?
Permasalahan ini sering muncul dari berbagai pihak ketika menghadapi hari Arofah. Ketika para jama’ah haji sudah wukuf tanggal 9 Dzulhijah di Saudi Arabia, padahal di Indonesia masih tanggal 8 Dzulhijah, mana yang harus diikuti dalam puasa Arofah? Apakah ikut waktu jama’ah haji wukuf atau ikut penanggalan Hijriyah di negeri ini sehingga puasa Arofah tidak bertepatan dengan wukuf di Arofah?
Syaikh Muhammad bin Sholih ‘Utsaimin pernah diajukan pertanyaan:
Kami khususnya dalam puasa Ramadhan mubarok dan puasa hari Arofah, di antara saudara-saudara kami di sini terpecah menjadi tiga pendapat.
Pendapat pertama: kami berpuasa bersama Saudi Arabia dan juga berhari Raya bersama Saudi Arabia.
Pendapat kedua: kami berpuasa bersama negeri kami tinggal dan juga berhari raya bersama negeri kami.
Pendapat ketiga: kami berpuasa Ramadhan bersama negeri kami tinggal, namun untuk puasa Arofah kami mengikuti Saudi Arabia.
Kami mengharapkan jawaban yang memuaskan mengenai puasa bulan Ramadhan dan puasa Hari Arofah. Kami memberikan sedikit informasi bahwa lima tahun belakangan ini, kami tidak pernah bersamaan dengan Saudi Arabia ketika melaksanakan puasa Ramadhan dan puasa Arofah. Biasanya kami di negeri ini memulai puasa Ramadhan dan puasa Arofah setelah pengumuman di Saudi Arabia. Kami biasa telat satu atau dua hari dari Saudi, bahkan terkadang sampai tiga hari. Semoga Allah senantiasa menjaga antum.
Jawaban:
Perlu diketahui bahwa para ulama berselisih pendapat dalam masalah ru’yah hilal apabila di satu negeri kaum muslimin telah melihat hilal sedangkan negeri lain belum melihatnya. Apakah kaum muslimin di negeri lain juga mengikuti hilal tersebut ataukah hilal tersebut hanya berlaku bagi negeri yang melihatnya dan negeri yang satu matholi’ (tempat terbit hilal) dengannya.
Pendapat yang lebih kuat adalah kembali pada ru’yah hilal di negeri setempat. Jika dua negeri masih satu matholi’ hilal, maka keduanya dianggap sama dalam hilal. Jika di salah satu negeri yang satu matholi’ tadi telah melihat hilal, maka hilalnya berlaku untuk negeri tetangganya tadi. Adapun jika beda matholi’ hilal, maka setiap negeri memiliki hukum masing-masing. Inilah pendapat yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah. Pendapat inilah yang lebih bersesuaian dengan Al Qur’an, As Sunnah dan qiyas.
Dalil dari Al Qur’an yaitu firman Allah Ta’ala,
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185). Dipahami dari ayat ini, barang siapa yang tidak melihat hilal, maka ia tidak diharuskan untuk puasa.
Adapun dalil dari As Sunnah, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا ، وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا
“Jika kalian melihat hilal Ramadhan, maka berpuasalah. Jika kalian melihat hilal Syawal, maka berhari rayalah.” (HR. Bukhari no. 1900 dan Muslim no. 1080). Dipahami dari hadits ini, siapa saja yang tidak menyaksikan hilal, maka ia tidak punya kewajiban puasa dan tidak punya keharusan untuk berhari raya.
Adapun dalil qiyas, mulai berpuasa dan berbuka puasa hanya berlaku untuk negeri itu sendiri dan negeri yang terbit dan tenggelam mataharinya sama. Ini adalah hal yang disepakati. Engkau dapat saksikan bahwa kaum muslimin di negeri timur sana -yaitu Asia-, mulai berpuasa sebelum kaum muslimin yang berada di sebelah barat dunia, begitu pula dengan buka puasanya. Hal ini terjadi karena fajar di negeri timur terbit lebih dulu dari negeri barat. Begitu pula dengan tenggelamnya matahari lebih dulu di negeri timur daripada negeri barat. Jika bisa terjadi perbedaan sehari-hari dalam hal mulai puasa dan berbuka puasa, maka begitu pula hal ini bisa terjadi dalam hal mulai berpuasa di awal bulan dan mulai berhari raya. Keduanya tidak ada bedanya.
Akan tetapi yang perlu jadi perhatian, jika dua negeri yang sama dalam matholi’ (tempat terbitnya hilal), telah diputuskan oleh masing-masing penguasa untuk mulai puasa atau berhari raya, maka wajib mengikuti keputusan penguasa di negeri masing-masing. Masalah ini adalah masalah khilafiyah, sehingga keputusan penguasalah yang akan menyelesaikan perselisihan yang ada.
Berdasarkan hal ini, hendaklah kalian berpuasa dan berhari raya sebagaimana puasa dan hari raya yang dilakukan di negeri kalian (yaitu mengikuti keputusan penguasa). Meskipun memulai puasa atau berpuasa berbeda dengan negeri lainnya. Begitu pula dalam masalah puasa Arofah, hendaklah kalian mengikuti penentuan hilal di negeri kalian.
[Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 19/24-25, Darul Wathon – Darul Tsaroya, cetakan terakhir, tahun 1413 H]
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin juga mendapat pertanyaan sebagai berikut, “Jika terdapat perbedaan tentang penetapan hari Arofah disebabkan perbedaan mathla’ (tempat terbit bulan) hilal karena pengaruh perbedaan daerah. Apakah kami berpuasa mengikuti ru’yah negeri yang kami tinggali ataukah mengikuti ru’yah Haromain (dua tanah suci)?”
Syaikh rahimahullah menjawab, “Permasalahan ini adalah turunan dari perselisihan ulama apakah hilal untuk seluruh dunia itu satu ataukah berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah. Pendapat yang benar, hilal itu berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah.
Misalnya di Makkah terlihat hilal sehingga hari ini adalah tanggal 9 Dzulhijjah. Sedangkan di negara lain, hilal Dzulhijjah telah terlihat sehari sebelum ru’yah Makkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Makkah adalah tanggal 10 Dzulhijjah di negara tersebut. Tidak boleh bagi penduduk Negara tersebut untuk berpuasa Arofah pada hari ini karena hari ini adalah hari Iedul Adha di negara mereka.
Demikian pula, jika kemunculan hilal Dzulhijjah di negara itu selang satu hari setelah ru’yah di Makkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Makkah itu baru tanggal 8 Dzulhijjah di negara tersebut. Penduduk negara tersebut berpuasa Arofah pada tanggal 9 Dzulhijjah menurut mereka meski hari tersebut bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah di Mekkah.
Inilah pendapat yang paling kuat dalam masalah ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal Ramadhan hendaklah kalian berpuasa dan jika kalian melihat hilal Syawal hendaknya kalian berhari raya” (HR Bukhari dan Muslim).
Orang-orang yang di daerah mereka hilal tidak terlihat maka mereka tidak termasuk orang yang melihatnya.
Sebagaimana manusia bersepakat bahwa terbitnya fajar serta tenggelamnya matahari itu mengikuti daerahnya masing-masing, demikian pula penetapan bulan itu sebagaimana penetapan waktu harian (yaitu mengikuti daerahnya masing-masing)”.
[Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, 20/47-48, Darul Wathon – Darul Tsaroya, cetakan terakhir, tahun 1413 H]
Demikian penjelasan dari Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah. Intinya, kita tetap berpuasa Ramadhan, berhari raya dan berpuasa Arofah sesuai dengan penetapan hilal yang ada di negeri ini, walaupun nantinya berbeda dengan puasa, hari raya atau wukuf di Saudi Arabia.
Hanya Allah yang memberi taufik.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
Baca juga:
Wukuf Dilaksanakan Hari Sabtu
Keutamaan Puasa Arafah
Safari Wukuf Dilaksanakan Sabtu
"Safari wukuf akan dilakukan Sabtu saat puncak haji dan keberadaan mereka di Arafah hanya berlangsung sekitar satu jam," kata Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr Mawari Edy, di Mekkah, Kamis (3/11/2011).
Safari wukuf adalah memberangkatkan jemaah calon haji Indonesia yang sakit dan tidak mampu berjalan menuju Arafah untuk wukuf dan biasanya menggunakan ambulans atau mobil. Keberadaan mereka di sana tidak menginap.
Menurut Mawari Edy, safari wukuf akan dilakukan pada hari Sabtu pukul 10.00 waktu Arab Saudi (WAS) atau pukul 14.00 WIB secara bertahap hingga petang hari. Jemaah akan diangkut menggunakan ambulans untuk perjalanan menuju Arafah.
Mengenai jumlah jemaah sakit yang akan disafari wukuf, Mawari mengatakan hal tersebut masih akan diputuskan malam ini.
Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Mekkah, Syahlan Arief, mengatakan, jumlah sementara jemaah Indonesia yang dirawat sekitar 141 orang.
Jumlah jemaah yang akan disafari wukuf kemungkinan bisa lebih besar dari itu atau lebih kecil, mengingat masih harus dilihat rekam medisnya seberapa parah penyakit yang diderita.
Menurut Syahdan, ambulans yang membawa jemaah sakit menuju Padang Arafah melalui jalur yang berbeda dengan yang digunakan jemaah sehat untuk menghindari kemacetan.
Selain itu, dalam perjalanan menuju Arafah, jemaah yang sakit juga akan didampingi pembimbing ibadah serta tenaga medis.
"Intinya adalah sesakit apa pun jemaah calon haji Indonesia harus tetap diberangkatkan ke Padang Arafah dengan cara safari wukuf dan itu adalah kewajiban Pemerintah Indonesia untuk memberangkatkan," katanya.
Sumber: Antara
Menuju TKP......
Kamis, 27 Oktober 2011
Piala Carling Dua Gol Suarez Menangkan Liverpool
Stoke - Liverpool bangkit dari ketertinggalan untuk menundukkan Stoke City. The Reds menutup laga dengan skor 2-1 dan berhak untuk lolos ke babak kelima Piala Carling.
Pada laga yang dihelat di Stadion Britannia, Kamis (27/10/2011) dinihari WIB, Stoke unggul lebih dulu lewat gol yang dihasilkan oleh Kenwyne Jones semenit sebelum turun minum. Gol itu tercipta setelah Jones melepaskan tandukan yang mengarah ke pojok bawah gawang Liverpool.
Keputusan manajer 'Si Merah', Kenny Dalglish, untuk memainkan Luis Suarez kemudian terbukti tepat. Pasalnya, pemain berjuluk El Pistolero tampil sebagai pahlawan lewat dua golnya di babak kedua.
Gol pertama Suarez tercipta di menit 54 lewat tembakan kaki kanan yang melengkung. Thomas Sorensen pun tak mampu menghalau sepakan penyerang asal Uruguay tersebut.
Sementara gol keduanya tercipta ketika laga memasuki menit 85. Kali ini, Suarez menggetarkan gawang Sorensen lewat sebuah sundulan dari jarak sekitar empat meter.
Sebelum gol kedua Suarez tercipta, Liverpool sempat mendapatkan peluang emas lewat Craig Bellamy di menit 84. Namun, sepakan penyeran asal Wales itu menerpa tiang gawang.
Hasil ini bak balasan dari Liverpool untuk Stoke. Pada pertemuan di Premier League, yang juga berlangsung di Britannia, beberapa waktu lalu, Liverpool ditekuk Stoke 0-1.
Dalglish lantas menyebut bahwa kemenangan Stoke ketika itu hanyalah sebuah keberuntungan belaka.
Susunan Pemain
Stoke City: Thomas Sorensen, Jonathan Woodgate, Robert Huth, Ryan Shawcross, Ryan Shotton (Jermaine Pennant 60), Glenn Whelan, Rory Delap, Matthew Etherington (Cameron Jerome 64), Marc Wilson, Jonathan Walters, Kenwyne Jones (Peter Crouch 88).
Liverpool: Jose Reina, Jamie Carragher (Martin Skrtel 46), Daniel Agger, Martin Kelly, Sebastian Coates, Lucas Leiva, Maxi Rodriguez (Craig Bellamy 82), Jay Spearing, Jordan Henderson, Luis Suarez (Dirk Kuyt 88), Andy Carroll.
Rossi Finza Noor - detiksport
Menuju TKP......
Selasa, 11 Oktober 2011
Jamu MU, Gerrard Bisa Jadi Starter
Gerrard baru dua pekan lalu kembali ke lapangan setelah sempat absen selama lebih kurang tujuh bulan. Cedera kunci paha memaksa gelandang internasional Inggris itu menepi cukup lama.
Dengan keadaan fisik yang kini sudah sangat baik Gerrard dipastikan siap untuk menjamu The Red Devils dalam lanjutan Liga Inggris akhir pekan ini. Pelatih Kenny Dalglish bahkan berencana memasang pesepakbola 31 tahun itu sebagai pemain starter.
"Gerrard yang bugar menambah kuat klub ini, tak diragukan lagi. Jika Anda memiliki seseorang seperti Gerrard di skuad Anda, itu akan mengangkat nilai dan standar tim. Kami harus benar-benar punya skuad yang kuat dan dengan dia masuk ke dalam skuad maka itu akan membuat lebih kuat lagi," sahut Dalglish seperti dikutip dari Dailymail.
Jika benar dipasang sebagai starter, maka itu akan menjadi kali pertama buat Gerrard kembali masuk skuad Starting XI The Reds sejak yang terakhir pada 6 Maret 2011 lalu. Yang menarik, laga tersebut juga merupakan pertandingan menghadapi The Red Devils di Anfield dan berkesudahan 3-1 untuk tuan rumah.
Bersama Gerrard kembali, bisakah Liverpool mengulang kisah tersebut?
Doni Wahyudi - detiksport
Menuju TKP......
Sabtu, 01 Oktober 2011
Carroll-Suarez Menangkan 'Si Merah' di Derby Merseyside
Dalam laga yang dihelat di Goodison Park, Sabtu (1/10/2011) malam WIB itu, Everton sudah kehilangan satu pemainnya di babak pertama, yakni Jack Rodwell yang dikartu merah.
Setelahnya laga cenderung berjalan keras dan sedikit diwarnai permainan kasar ala duel kota pelabuhan itu. Liverpool mendominasi jalannya laga sementara Everton mencuri peluang lewat serangan balik.
Akhirnya di 20 menit terakhir laga 'Si Merah' berhasil membawa pulang tiga poin lewat gol Carroll dan Suarez.
Usai laga Liverpool berada di posisi ke-4 dengan 13 poin dari tujuh laganya. Sementara The Toffees di urutan ke-11 dengan tujuh poin.
Jalannya pertandingan
Di menit ke-8 Suarez bikin peluang pertama lewat tandukan memanfaatkan umpan lob Dirk Kuyt. Bola sundulan masih tepat di pelukan Tim Howard.
Semenit setelahnya crossing Seamus Coleman ke tiang jauh disambut tandukan Tim Cahill yang melewati Jamie Carragher dan Pepe Reina masih bisa menepisnya.
Sylvain Distin pun di menit 10 masih melayang di atas mistar sepakannya dari dalam kotak penalti. Begitu juga Louis Saha di menit 14 lewat tembakan mendatar dari jarak 20 yard masih melebar.
Wasit Martin Atkinson membuat keputusan cukup kontroversial saat ia mengeluarkan Jack Rodwell di menit 22 karena menekel dengan keras Suarez. Dalam tayangan ulang, Rodwell sebenarnya terlihat menekel dengan satu kaki.
Tiga menit sebelum babak pertama usai Liverpool punya peluang memimpin. Sayang sepakan 12 pas Kuyt berhasil ditepis Tim Howard. Ini menyusul pelanggaran Phil Jagielka terhadap Suarez.
Di menit kedua masa injury time, Charlie Adam melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti tapi masih menerpa mistar gawang Howard.
Hingga turun minum skor pun masih tetap 0-0.
Everton bikin peluang berbahaya pertama di babak kedua lewat sepakan keras kaki kanan Saha dari luar kotak penalti, namun masih melebar di sisi gawang Reina.
Pada menit ke-54 tandukan Carroll memanfaatkan sepak pojok Adam masih bisa ditepis Howard.
Carroll ! Pertandingan memasuki menit ke-70 Liverpool akhirnya mampu memecah kebuntuan. Diawali pergerakan Craig Bellamy yang kemudian menyodorkan bola ke Jose Enrique.
Kemudian Enrique mengirimkan crossing rendah ke depan gawang dan disambut tembakan kaki kiri Carroll yang menembus jala Howard.
Di menit 81 giliran Suarez yang membobol gawang Howard. Kegagalan Distin dalam menyapu bola di kotak penalti membuat Suarez dengan mudah mendapatkan bola, dan melepaskan sepakan kaki kiri yang bersarang di jala tuan rumah. Liverpool 2-0 Everton.
Pada masa injury time Kuyt nyaris mencetak gol ketiga Liverpool andaikan tembakannya meneruskan korner Suarez tak mengenai tiang gawang.
Susunan pemain
Everton: Howard, Hibbert (Vellios 78'), Baines, Jagielka, Distin, Cahill, Osman (Neville 69'), Coleman (Drenthe 59'), Fellaini, Rodwell, Saha
Liverpool: Reina; Kelly, Skrtel, Carragher, Enrique; Adam (Gerrard 67'), Lucas (Henderson 89'), Kuyt, Downing (Bellamy 67'); Suarez, Carroll
Mohammad Resha Pratama - detiksport
Menuju TKP......
Jumat, 30 September 2011
Jelang Everton vs Liverpool 'Suarez Seperti Aguero'
Distin akan menjadi salah satu andalan Everton untuk berusaha menahan gempuran para pemain Liverpool saat kedua tim berhadapan akhir pekan ini.
Alih-alih memberikan seruan agar lawan gentar, Distin justru memuji-muji Suarez yang menjadi salah satu tumpuan 'Si Merah' di lini depan.
"Luis tampak seperti pemain hebat, pemain luar biasa dengan kualitas bagus yang bisa mencetak gol-gol," puji Distin di situs resmi Liverpool.
"Tapi ia bukan penyerang hebat pertama yang pernah aku hadapi. Aku sudah berkecimpung selama 10 tahun, entah sudah berapa partai yang aku lakoni, tapi aku sudah melawan pemain seperti Thierry Henry, Alan Shearer, Didier Drogba, Nicolas Anelka, Fernando Torres," paparnya.
Akhir pekan lalu, Everton bertekuk lutut 0-2 dari Manchester City. Distin sudah pasti tak mau lagi timnya menelan kekalahan, meski mengakui kalau Liverpool di bawah komando Suarez akan cukup sulit dibendung.
"Pekan lalu aku bermain lawan Edin Dzeko dan Aguero, jadi ini akan jadi tantangan bagus lainnya yang akan aku nikmati. Aku tidak sabar lagi."
"Aku pikir Aguero dan Suarez sangat mirip dalam aspek fisik dan cara bermain. Aku pikir ini akan jadi ujian bagus," lugas Distin.
Kris Fathoni W - detiksport
Menuju TKP......